Mengenal Kamera Video (Jenis, Bagian, dan Prinsip Kerja Kamera Video)
Kamera Video memiliki berbagai macam merek, bentuk, dan varian. Contoh-contoh merk terkenal antara lain: Sony, Canon, Panasonic, JVC, dan lainnya. Dari berbagai merek tersebut masing-masing memiliki memiliki beragam varian serta bentuk. Mulai dari yang sifatnya kamera amarit, semi professional sampai kamera professional. Masing-masing memiliki memiliki media penyimpanan tersendiri, antara lain: Betacam, DVcam, MiniDV, maupun berbentuk Card Memory.
Untuk mengenal kamera video, kita harus mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis, bagian-bagian, dan perinsip kerja kamera video. Berikut gambaran penjelasan mengenai ketiganya:
JENIS-JENIS KAMERA VIDEO
Dalam kegiatan
produksi video/film, terdapat banyak jenis kamera yang digunakan. Pada dasarnya
perangkat kamera untuk produksi video/film terbagi menjadi tiga yaitu consumer,
prosumer, dan professional.
Kamera consumer : kamera ini didesain untuk keperluan
sehari-hari dengan kecenderungan digunakan oleh user yang memiliki hobi
dibidang videography. Berikut ciri-ciri kamera consumer:
1. Fitur yang
sediakan serba otomatis.
2. Harga relative lebih
terjangkau.
3. Tidak tahan
banting dan cenderung lebih ringkih (ririwit)
4. Resolusi gambar yang
dimiliki rendah, SD – SDTV atau Standard Definition
Television.
Kamera Prosumer : Jenis kamera ini sering dikenal sebagai
salah-satu peralatan yang digunakan oleh home industry. Penggunaannya pun
biasanyanya untuk produksi yang agak berat dan terkadang memberikan fitur yang professional
seperti lensa yang dapat diganti dengan lensa film, tetapi kamera jenis ini
masih banyak memiliki fitur yang otomatis seperti kamera consumer. Kamera ini
memiliki sifat kombinasi sehingga tidak sedikit para professional pun terkadang
menggunakan jenis kamera ini dengan sedikit menambahkan berbagai kombinasi alat
lain, misalnya lensa. Disamping itu juga biaya untuk mendapatkan kamera jenis
ini lebih terjangkau dari pada jenis kamera professional. Adapun ciri-ciri kamera
prosumer diantaranya:
1. Penggunanya
merupakan home industry atau mendekati profesional
2. Sudah memiliki
beberapa fitur manual
3. Harga lebih mahal disbanding
kamera cosumer
4. Tidak tahan
banting tapi tidak ringkih
5. Memiliki resolusi
gambar yang cenderung lebih baik ketimbang kelas cosumer. Namun masih ada yang
SD – SDTV. Akan tetapi ada yang sudah HDTV (High
Definition Television) tetapi harga masih relative lebih dari kelas consumer.
Kamera Profesional : Kamera professional dirancang
khusus untuk memenuhi kebutuhan produksi yang tinggi dengan tingkat pemakaian yang
berat, berkualitas tinggi pada semua aspek komponen termasuk lensa. Ciri-ciri
yang dimiliki jenis kamera ini adalah:
1. Pengguna sebagian
besar professional broadcast dan Production House
2. Fitur manual
karena membutuhkan beberapa pengaturan dalam penggunaannya. Tersedia fitur
otomatis namun gambar yang dihasilkan dirasa “kurang bagus”
3. Harga relative mahal
4. Memiliki standart fungsi
yang tinggi, resolusi HD-TV dengan warna yang tidak mengalami distorsi.
5. Sangat stabil dan
handal
6. Cukup kuat dan
tahan segala kondisi seperti getaran, guncangan, debu serta panas.
baca juga: MENGANALISIS PROSEDUR PENGOPERASIAN KAMERA VIDEO
BAGIAN-BAGIAN KAMERA VIDEO
Setiap kamera video
pada dasarnya memiliki tiga bagian utama, yaitu lensa, body kamera, dan video
camera recorder. Berikut sedikit penjelasan dari ketiganya.
Lensa Kamera
Lensa bagaikan mata
bagi kamera. Hal yang paling utama dalam menentukan apa dan bagaimana kamera
akan melihat sebuah objek dan seberapa baik pandangan yang ditransmisikan ke
chip sensor kamera. Fungsinya adalah menangkap objek secara optic sehingga
menghasilkan gambar dan diteruskan kepermukaan tabung kamera (nantinya oleh
tabung kamera akan dirubah lagi dari optic ke elektrik). Jenis lensa dibedakan
berdasarkan focal length yakni panjang jarak antara pusat optic lensa atau
dengan titik di mana gambar terlihat dalam keadaan focus (sensor kamera). Focal
length biasanya diukur dalam satuan millimeter.
Sebagai tambahan
informasi, ada beberapa control yang dapat dilakukan lewat lensa saat
pengambilan gambar, yakni zooming dan focus. Secara sederhana Zooming adalah
pergerakan lensa kamera sehingga membuat gambar terlihat seolah kamera yang
mendekat atau menjauhi objek. Penjelasan mengenai teknik zooming akan dibahas
pada teknik pengambilan gambar.
Focus adalah
pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar akan dikatakan focus
hanya jika proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung
atau CCD jelas dan tajam sehingga Nampak jelas juga di view finder dan monitor
kamera/LCD.
Body Camera
Body camera berisi
tabung pengambilan gambar atau pick up
tube yang berfungsi untuk mengubah gambar optik yang dihasilkan lensa
menjadi signal elektrik. Pada bodi kamera ini biasanya terdapat fasilitas
kamera seperti view finder, exposure, black balance, white balance, shutter
speed, digital efek, dan lain sebagainya tergantung dari jenis kameranya.
Berikut penjelaskan
singkat dari beberapa fasilitas yang biasanya terdapat pada body camera:
1. View finder :
merupakan monitor kecil sebagai jendela pengamat untuk melihat objek yang akan
diambil gambarnya oleh kamera. Biasanya pada view finder disertai informasi
fasilitas dan indicator saar rekaman, seperti posisi kamera record atau
puse/stanby, white balance, iris, informasi baterai atau memory dan lain
sebagainya.
2. Exposure : Secara
sederhana dapat diartikan sebagai pencahayaan pada kamera untuk mendapatkan
gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over
exposure). Ada tiga hal yang berkaitan dengan exposure pada kamera yaitu
aperture, gain, dan filter color.
Aperture (diafragma)
atau sering disebut iris, yaitu sejumlah lembaran metal tipis yang disusun
sedemikian rupa sehingga biasa dibuka dan ditutup untuk mengatur banyaknya
sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris seperti pupil mata yang bisa membesar
atau mengecil sesuai cahaya yang masuk. Jika dibuka selebar mungkin maka lensa
akan mengirimkan sinar yang maksimum ke dalam kamera, pun sebaliknya. Bukaan diafragma
diukur dalam satuan f-stop:f/1.4-f/2.2. lebih kecil bukaan f.stop = bukaan diafragma besar, pun sebaliknya. Pengaturan
iris secara manual dapat dilakukan dengan memutar ring iris di lensa kamera.
Pelajari juga : Menganalisis Alur Proses Produksi Multimedia
Gain berfungsi
apabila pengambilan gambar dalam keadaan kurang cahaya. Apabila dalam keadaan
normal dengan bukaan f-stop maksimal masih under exposure, maka dengan
menggunakan fasilitas gain kita bisa mengangkat exposure secara digital. Gain pada
kamera DSLR cinematography disebut sebagai ISO (International Standard
Organitation). Jika kita menaikan gain atau ISO maka konsekuensinya membuat
gambar menjadi agak coral atau grain (pecah, gambar bergerimis seperti pasir)
Filter colour yang
berfungsi untuk mengubah atau mencocokan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Umumnya
kamera video memiliki dua buah filter koreksi warna. Untuk syuting atau
pengambilan gambar di dalam ruangan dengan cahaya lampu tungsten (kemerahan)
kita pasang filter 3200oK dan untuk syuting dengan penerangan
cahaya matahari kita bisa gunakan filter 5600oK. namun pada kamera
yang lebih canggih biasanya filter colour sudah bisa diatur manual dengan angka
yang sangat vareatif serta juga dilengkapi dengan filter ND (Neutral Density)
yang berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat tanpa mempengaruhi
kualitas warna cahaya. Filter ini digunakan bila konsisi cahaya terlalu keras,
seperti tengah hari yang terik.
3. White Balance
Merupakan sebuah
fungsi yang terdapat pada kamera video untuk menentukan warna putih yang
sesungguhnya dari objek yang diambil sehingga warna keseluruhan akan tampak
natural. Pada kebanyakan kamera, fungsi white balance ini dapa dilakukan dengan
otomatis atau bisa juga menggunakan preset (pengaturan) pabrik dan juga bisa
bisa dilakukan secara manual. Jika white balance salah maka akan berpengaruh
terhadap gambar yang dihasilkan misalkan gambar menjadi cenderung berwarna
orange, kebiru-biruan, atau lainnya.
4. Black Balance
Hampir sama seperti
pengaturan white balance. Jika white balance menentukan warna putih, maka black
balance berfungsi untuk menentukan warna hitam. Black balance yang tidak
sempurna akan menunjukan warna-warna yang tidak sempurna terutama pada area
gelap pada gambar yang direkam.
5. Audio Level
Pada kamera, audio level
ini sangat penting. Karena selain kualitas gambar, kualitas audio juga
berpengaruh terhadap hasil karya video yang dibuat. Gambar tanpa audio yang
bagus akan sangat mengganggu penonton bahkan informasi yang hendak disampaikan
bisa saja tidak akan sampai pada penonton.
Video Camera Recorder (VCR)
Bagian kamera
berikutnya setelah lensa kamera dan body kamera adalah Video Camera Recorder. Bagian
ini berfungsi sebagai alat perekam gambar dan suara. Pada beberapa kamera ada
yang recordernya terpisah namun ada juga yang menyatu dengan body camera. Kelebihan
dari recorder yang menyatu dengan body camera adalah keringanan dan efisiensi
waktu. Pada saat sekarang VCR yang terpisah sudah semakin berkembang, tidak lagi
menggunakan pita kaset seperti dulu, kini dapat menggunakan external memory
seperti Micro SD dan lain sebagainya.
PRINSIP KERJA KAMERA VIDEO
Prinsip kerja kamera
dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Lensa menangkap
gambar lalu diteruskan kebagian panel penangkap gambar. Penangkap gambar atau
biasa disebut dengan Charge Couple Device (CCD) yang juga berfungsi sebagai
Fiew Finder selanjutnya mengirimkan gambar ke LCD.
2. Gambar yang
ditangkap oleh lensa , dilewatkan pada filter warna yang kemudian akan
ditangkap oleh CCD atau sensor gambar. Jarak antara lensa dan sensor ini
dikenal dengan istilah focal length. Jarak ini pula yang akan menjadi factor pengali
pada lensa.
3. Tugas CCD adalah
merubah signal analog (gambar yang ditangkap oleh lensa) menjadi signal
listrik. Pada CCD ini terdapat jutaan titik sensor yang dikenal dengan Pixel.
4. Gambar yang
ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke bagian pemroses gambar yang tugasnya
memproses semua data dari sensor CCD menjadi data digital berupa file format
gambar/video, serta melakukan proses kompresi sesuai format yang dipilih (RAW,
JPG, dan sebagainya). Pada bagian ini selain chipset yang berperan software
(firmware) dari kamera yang bersangkutan juga menentukan hasil akhir gambar.
5. Proses yang
terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar dalam format yang dipilih ke
bagian penyimpanan (storage) atau memory card.
MULTIMEDIA INTERAKTIF BAGIAN 5 - MEMBUAT SOAL QUIZ DI FLASH.
Sistem kamera digital
terbagi atas tiga macam. Pembagian ini berdasarkan system pertelevisian di
dunia, yaitu:
a. National
Television System Committee (NTSC), yang digunakan di Amerika Serikat. Sistem
ini memiliki spesifikasi kemampuan merekan gambar 525 garis perdetik, 29 fps,
dan sumber tenaga listrik dengan frekuensi 60 Hertz
b. Phase Alternate
Line (PAL), Sistem inilah yang digunakan di Indonesia dan di Eropa. Memiliki spesifikasi
kemampuan merekan gambar 625 garis per detik, 25 fps, dan sumber tenaga listrik
50 hertz.
c. SECAM, system ini
digunakan di Prancis. Memiliki kemampuan merekam bambar 825 garis per detik, 25
fps, dan sumber tenaga listrik 50 Hertz.
(Sumber : http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/8452/mod_resource/content/1/7_KB_3_TEKNIK_PENGOLAHAN_AUDIO_DAN_VIDEO.PDF)
Post a Comment