Camera Movement - Cara mendapatkan Footage untuk video cinematic menggunakan handphone
Video cinematic merupakan sebuah video
yang seakan akaan sedang menyampaikan sebuah cerita melalui alur yang
terkonsep. Sebelum ke praktek mengambil gambar video untuk footage yang cinematic,
sebaiknya kita tentukan dulu aspek rasio yang akan dipakai di hasil akhir editnya
nanti.
Ada dua aspek rasio yang bisa di pakai, yaitu 16:9 dan 2,35: 1. Kalo kita
mau menggunakan aspek rasio 16:9 berarti bisa kita langsung ke shoting
pengambilan gambar. Tapi kalo mau menggunakan aspek rasio 2,35:1 kita bisa persiapkan
terlebih dahulu settingan garis bantu aspek rasionya. Garis bantu digunakan
untuk membantu cameramen saat pengambilan gambar. Footage kita akan aman
ketika berada di dalam garis bantu tersebut karena nantinya akan dibuat aspek
rasionya 2,35:1 pada hasil editnya akan ada gambar yang terpotong pada bagian
atas dan bawah footage kita.
Karena yang akan dibahas yaitu dengan
menggunakan handphone, disini akan coba bahas pengambilan gambarnya dengan
menggunakan aplikasi open camera. Dan untuk menampilkan garis bantu tadi maka kita
bisa mengaturnya melalui menu Setting > Camera Preview > Show a crop
guide dan pilih 2.35 (47:20). Tapi kalo pada aplikasi tidak ada fitur itu
kita bisa menambahkan garis bantu secara manual (pake spidol ato apa hehe..)
Ada 3 hal penting untuk mendapatkan footage
yang baik untuk video cinematic. Yaitu pergerakan kamera yang halus, kedalaman
gambar, dan Komposisi Framing.
A. Pergerakan Kamera yang Halus
Untuk mendapatkan footage yang cinematic kuncinya
yang pertama adalah pergerakan kamera yang halus. Dengan pergerakan kamera yang
halus nantinya footage yang dihasilkan untuk video kita akan lebih terlihat
cinematicnya. Tapi untuk mendapatkan video yang halus biasanya membutuhkan alat
tambahan seperti gimbal atau stadycam. Kalaupun tidak memiliki maka kita harus
memaksimalkan pengambilan gambar dengan menggunakan tangan atau Hand Held
sehalus mungkin.
Teknik hand held tentunya hasil yang
diperoleh tidak bisa disamakan dengan hasil footage yang menggunakan gimbal. Untuk
itu kita perlu melakukan sentuhan editing tambahan untuk menstabilkan hasil pengambilan
gambar hand held tadi. Kalo saya biasanya menggunakan effect warp
stabilizer di adobe premiere. Tapi kalo yang mengeditnya pake handphone
bisa memanfaatkan fitur stabilisasi pada aplikasi google foto. Syukur kalo di
aplikasi open cameranya sudah aktif fitur stabilizernya, itu akan sangat
membantu tentunya.
Ada beberapa gerakan kamera atau camera movement
yang bisa kita pakai untuk pengambilan footage video cinematic.
1. Crabbing / Slide
Pergerakan kamera yang pertama yaitu Crabbing
/ Slide / gerakan kamera menyamping. Selain menggunakan gimbal, kita
juga bisa menggunakan slider dolly untuk bisa menghasilkan footage yang halus
dari gerakan crab ini.
2. Pedestal Shot
Pergerakan kamera berikutnya adalah pedestal
shot yaitu pergerakan kamera dari atas ke bawah (pedestal down) atau
sebaliknya dari bawah ke atas (pedestal up). Sekarang ini gerakan
pedestal banyak yang menggunakan Portal-Jip Traveller.
3. Track In / Track Out
Track in yaitu dengan cara menggerakan kamera maju. Sedangkan
Track out yaitu menggerakan kamera mundur.
4. Follow
Gerakan follow juga bisa menjadi pilihan
agar video kita terlihat lebih cinematic. Idealnya gerakan ini menggunakan
gimbal atau stabilizer kamera agar footage yang diperoleh halus dan lebih
terlihat cinematicnya. Tapi kalo memang
tidak ada maka usahakan semaksimal mungkin dengan menggunakan Teknik hand held
agar bisa distabilkan pada saat proses editing.
Untuk mendapatkan hasil video yang cinematic
kita juga bisa memadukan gerakan-gerakan kamera yang halus tadi dengan angle
dan shot-shot yang lain sehingga gambar atau footage kita
terlihat lebih variative. Untuk itu pengetahuan tentang jenis shot
atau angle kamera itu sangat dibutuhkan dalam pengambilan gambar yang cinematic.
Contoh gerakan follow dipadukan dengan frog eye.
B. Kedalaman Gambar
Untuk mendapatkan video yang cinematic, kedalam
gambar atau gambar yang terlihat berdimensi itu sangat membantu untuk video
kita terlihat lebih cinematic. Untuk mendapatkan kedalaman gambar ini ada
isitilah yang disebut dengan depth of field atau bokeh. Untuk mendapatkan
hasil bokeh seperti ini biasanya diperoleh dengan menggunakan kamera DSLR / Mirrorless
/ Camcorder atau kamera-kamera yang memiliki lensa yang bisa membuat gambar
bokeh.
Untuk penggunaan kamera handphone tentu akan
sedikit kesulitan untuk mendapatkan gambar yang bokeh. Tergantung juga dari
merek dan tipe dari handphone nya. Untuk memperoleh gambar yang bokeh dengan
menggunakan handphone bisa dicoba Shot Footage nya menggunakan Close Up.
Karena kalo menggunakan Wide Shot tentunya dirasa lebih susah
memperoleh footage yang bokeh.
Selain bokeh, untuk mendapatkan kedalam gambar
kita juga bisa menggunakan foreground. Foreground itu kebalikan
dari background. Untuk memahami foreground bisa klik di sini. Ada beberapa
objek yang bisa dimanfaatkan untuk foreground pada shot footage
kita. Misalnya daun, pohon, atau pagar, atau benda-benda lain yang berada di
depan objek kita tapi tidak untuk menutupi objek utama kita. Karena tujuannya
untuk mempercantik kedalaman gambar footage. Untuk menambah nilai cinematic
pada footage yang lebih menarik kita juga bisa memadukan pengambilan
gambar foreground tadi dengan pergerakan kamera yang halus seperti pedestal,
slide, track in / track out dan macam-macam lainnya.
C. Komposisi dan Framing
Untuk mendapatkan hasil footage yang cinematic,
kita juga perlu mengetahui teori tentang komposisi dan framing. Untuk pembahasan
komposisi dan framing bisa di lihat di sini.
Selain tiga hal di atas kita juga bisa
memanfaatkan hal hal di sekitar kita untuk mendapatkan footage yang lebih
cantik lagi, seperti mengambil sela-sela dedaunan/pohon saat ada sinar matahari
akan menambah epic hasil footage cinematic kita. Selain itu juga kita juga bisa
menggunakan timelapse untuk menambah hasil yang lebih cinematic.
Post a Comment